Ini Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Sembelih Hewan Kurban Ketika Pandemi Corona

 Ini Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Sembelih Hewan Kurban Ketika Pandemi Corona

Hari Raya Idul Adha yang dirayakan umat Islam di seluruh dunia sama juga bersama dengan penyembelihan hewan kurban. Berbeda bersama dengan biasanya, hari raya kurban tahun ini akan berlangsung di sedang pandemi virus corona yang tetap belum berakhir. Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN mengatakan, dalam penyembelihan hewan kurban haruslah mencermati sebagian syarat, terhitung style ternak, usia ternak, kesehatan ternak, dan saat penyembelihan. Sementara itu, style ternak yang sah untuk berkurban seperti sapi, kambing, domba, kerbau, unta, dan sejenisnya.

 "Umur berasal dari hewan yang dikurbankan dianggap cukup jikalau sudah berganti sepasang gigi depan (poel) atau untuk sapi/kerbau setara bersama dengan 1,5—2 tahun, kambing atau domba 1,5 tahun, dan unta usia 5 tahun," kata Nanung saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020). Hewan kurban perlu mencukupi syarat kesehatan seperti kuat berdiri dan tidak cacat. Nanung memperingatkan, di masa pandemi ini, terdapat protokol kesehatan umum yang perlu diperhatikan saat menyembelih hewan kurban Kapan Bayi Baru Lahir Boleh Dibawa Keluar Rumah .  

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di e mail kamu. Daftarkan e mail Antara lain, panitia melindungi jarak saat pelaksanaan penyembelihan, terhitung sedia kan air dan sabun atau hand sanitizer. "Tidak melibatkan anak-anak, lansia, dan orang sakit dalam proses penyembelihan. Shohibul kurban terhitung tidak perlu datang saat penyembelihan," ujar Nanung. Baca juga: BRI Syariah Luncurkan Kurban Digital, Apa Itu ? Pastikan kondisi safe Panitia terhitung perlu mencermati kondisi wilayahnya terhitung safe menurut pemerintah. Jika memang tidak memungkinkan, maka hewan kurban bisa dititipkan di instansi sosial keagamaan. "Hewan kurban sebaiknya disembelih di RPH resmi punya pemerintah," papar Nanung. Jika kondisi aman, lanjutnya, penyembelihan tetap bisa dilaksanakan di kampung atau masjid bersama dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Nanung mengimbau agar panitia 

kurban perlu kurangi kerumunan bersama dengan sebagian langkah seperti kurangi jumlah panitia. Hal selanjutnya bisa terhitung dilaksanakan bersama dengan halangi atau kurangi jumlah ternak yang disembelih, membagi saat penyembelihan terhadap hari yang diperbolehkan berkurban, dan membagi wilayah penyembelihan. Baca juga: Pastikan Hewan Kurban Layak Konsumsi, Ini yang Dilakukan Pemkot Surabaya Sebelum penyembelihan Sebelum proses penyembelihan, terdapat sebagian perihal yang perlu diperhatikan, seperti: Menyiapkan seluruh peralatan, yang paling utama adalah mengasah pisau setajam mungkin. Memeriksa kondisi tubuh ternak, terutama kesehatannya Puasakan ternak sebelum saat disembelih agar ternak tidak beringas agar lebih gampang ditangani. Pemuasaan ini terhitung akan kurangi isikan perut. 

Istirahatkan dan tenangkan ternak sebelum saat disembelih. Ternak yang stres sebab gelisah atau kelelahan bisa menurunkan mutu daging. "Pemuasaan dilaksanakan 12 jam sebelum saat penyembelihan tetapi minum tetap diberikan," ujar Nanung menerangkan. Saat penyembelihan Satu perihal yang penting saat penyembelihan adalah memotong tiga saluran terhadap leher bagian depan, yaitu saluran nafas, saluran makanan, dan pembuluh darah. Sebelum ternak mati, tidak diperbolehkan untuk menusuk jantungnya, menguliti, memotong kakinya, memotong ekornya, dan sebagainya. "Untuk mengecek apakah hewan sudah mati, bisa memanfaatkan tiga refleks, yaitu refleks mata, refleks kuku, dan refleks ekor," papar Nanung Berapa Usia Hewan yang Sah untuk Kurban 

Setiap bagian ternak yang terpotong ketika hewan belum mati, maka bagian selanjutnya dianggap sebagai bangkai. Baca juga: Pandemi Covid-19, Begini Prosedur Hewan Kurban Diangkut ke Kepulauan Seribu Setelah disembelih Setelah hewan kurban disembelih, langsung periksa organ dalam hewan kurban. Apabila panitia mendapatkan ketidakwajaran, sebaiknya menghubungi pakar kesehatan. Kemudian, jangan memotong-motong daging sambil merokok. 

Daging adalah sel-sel tubuh yang terbuka yang bisa menyerap aroma terhitung rokok. Bagian jeroan dilarang dicuci di sungai sebab dikhawatirkan air sungai tidak bersih. "Jeroan sebaiknya dicuci bersama dengan air bersih berasal dari selang," tutur Nanung. Setelah itu, daging sebaiknya dikemas bersama dengan plastik berwarna bening atau putih sebab umumnya tas plastik berwarna hitam adalah hasil daur ulang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Produk berasal dari Bahan Kulit, Jaga Keawetannya

Pendekatan Terpadu dalam Memerangi Rayap Coptotermes gestroi

Pulsa Genggam dan Token Listrik: Kunci Sukses Bisnis di Era Digital